Blogger Widgets

Kamis, 10 Oktober 2013

Pengertian Sispala

Sispala adalah sinkatan dari siswa pecinta alam.Sispala adalah  suatu organisasi yang brada di sekolah.Sispala care adalah salah satu exstrakurikuler yang ada d sma negeri 6 pontianak (KALBAR).
adapun kepanjangan dari care adalah conservation and adventure to respect environment
hampir semua sma di ketapang mempunyai exskul sispala .
    dari sekian banyak exskul saya memilih sispala karena ingin menjaga dan menyelamatkan bumi karna kelestarian bumi bergantung pada manusia dan sebaliknya.
tah bebile kite mati gare2 alam yg kite sorang mah yg merusaknye.jadi ayom kite jage bumi kite nin dengan cara tidax membuaang sampah sembarangan,dengan tidak membuang smpah sembarangan kita juga dapat membantu bumi untok berseh,dan usahlah kite nin menebang utan sampai reseh(habis)dax besisak
      daham dolok sekian postingan saye kali ini .
jadii usah lupa ye dulor(saudara) usah buang sampah dan menebang utan sembaranganak oke yaw =D 



       IKATAN SISPALA INDONESIA..


Selayang Pandang Sispala merupakan singkatan dari Siswa Pecinta Alam. Sispala adalah kelompok pecinta alam yang bernaung di setiap sekolah di bawah kepengawasan kepala sekolah atau pun wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Dan ada juga yang berdiri sendiri. Ini semua tergantung kebijakan pengurus masing-masing. Sebagian besar Sispala termasuk organisasi ekstrakurikuler. Sispala sendiri bukan nama mutlak dari organisasi kepecinta alaman yang ada di setiap sekolah. Sebab tidak sedikit yang menggunakan nama yang telah disepakati oleh pendiri kelompok pecinta alam tersebut. Akan tetapi, secara umum orang sudah paham bahwa setiap organisasi kepecinta alaman di tingkat sekolah adalah Sispala. Saya menyimpulkan bahwa saat ini Sispala sendiri hanya sebutan tidak resmi kelompok pecinta alam tingkat sekolah di Indonesia. Analisa Masalah Bila dibandingkan dengan organisasi ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Indonesia, Sispala adalah organisasi yang mampu melahirkan insan yang sehat secara mental, jasmani maupun rohani. Dan tentunya tergantung kepada proses pembinaannya. Yang menjadi kendala dalam proses perkembangannya adalah Sispala belum mempunyai ikatan secara nasional. Dan pada akhirnya menyebabkan kebingungan para organisator dalam menghimpun rencana strategis secara massal. Jangankan secara sistemik, dalam menjalin komunikasi eksternal pun sulit. Padahal bila ada kesatuan visi dan misi secara nasional, Sispala sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Baik dibidang pendidikan, sosial, seni budaya, olah raga, lingkungan maupun kemanusiaan. Ini hanya sepintas masalah yang saya utarakan, sebenarnya masih banyak yang mestinya kita benahi secara bersama-sama. Kegelisahan ini timbul akibat curahan hati Sispala aktif, pemerhati perkembangan Sispala, maupun keresahan saya secara pribadi. Usaha Pembenahan Dikarenakan belum adanya sinergisitas dalam melahirkan visi dan menjalankan misi secara menyeluruh, ada baiknya kita melakukan: Pembentukan Ikatan Secara Nasional Evaluasi Masalah di Tingkat Regional Melakukan Perumusan Administrasi dan Rencana Strategis Saya yakin sahabat pasti mempunyai gambaran dari ketiga usulan saya tersebut. Pertama, pembentukan ikatan secara nasional. Ini berfungsi agar adanya legalitas kita dalam melakukan segala macam bentuk rencana kerja dan sejenisnya. Kedua, evaluasi masalah di tingkat regional. Ini tentu ada hubungannya dengan poin pertama, yaitu ketika kita melakukan pembentukan ikatan secara nasional melalaui kongres atau sejenisnya, kita akan membuat forum khusus guna mengevaluasi segala macam bentuk permasalahan, hambatan ataupun lainnya yang dihadapi di daerah masing-masing. Sehingga menghasilakan kesamaan dalam cara membenahi problematik tersebut. Ketiga, Melakukan perumusan administrasi dan rencana strategis. Ini adalah tahap akhir dari dinamika yang timbul ketika proses pembentukkan dan evaluasi. Tentunya masih banyak lagi formulasi dalam pembenahan ini. Saya berharap sahabat bisa membatu untuk mencari jalan keluarnya. Kita adalah generasi yang akan membangun negeri ini melalui nalar kritis yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mengajak kepada sahabat yang gelisah terhadap realita yang ada, yang resah dengan masalah yang tak kunjung selesai, 

  

kata kata specta SMA6 pontianak

kata - kata pecinta alam mempunyai arti yg sangat dalam
artinya kita mencintai alam
dan seorang pecinta itu akan menjaga yg dicintainya, menyayangi yg
dicintai dan siap berkorban untuk yg dicintai.
tapi dilapangan (gunung) saya banyak menenemukan kawan - kawan yg
memakai bendera pecinta alam
- membuang sampah sembarangan
- menebang pohon lebih daripada yg diperlukan
- membuang puntung rokok sembarangan
- memetik bunga2 edelweis dalam jumlah besar.
- menulis di batang-batang pohon
- dan yg lebih extrem mengecat bebatuan di puncak.
dan saya yakin mereka tau berapa tahun yg dibutuhkan alam untuk
memperbaiki dan mencerna itu semua (mis ; plastik, kaleng)

saya sendiri belum sanggup untuk menyandang status sebagai seorang
pecinta alam (PA)-(walaupun saya sendiri seorang Mapala)
dan saya lebih memilih status sebagai seorang penggiat alam bebas.
saya menulis ini
sebagi bahan evaluasi diri2 saya sendiri dan kawan2 yang memang
terjun dalam kegiatan alam bebas khususnya mountaineering
dan menyandang status pecinta alam & penggiat alam bebas.

saya mengaturkan beribu maaf kl kawan2 ada yang tersinggung
dan marah....! !

peace....

save the earth....! !


siapakah pecinta alam sebenarnya

Alam dengan segala tantangannya, segala keindahannya, segala pesonanya, memberikan media bagi jiwa manusia untuk dekat dengan “Sang kebenaran mutlak”, hanya karena alam mempunyai aura tersendiri yang memancarkan kodrat illahi. Pesona yang terdapat di alam itu membuat sebahagian orang untuk mencoba lebih dekat dengan alam. Seperti yang di tulis oleh Kahlil Gibran dalam prahara “Aku mencari kesunyian karena di dalam kesunyian terdapat kehidupan jiwa dan pikiran, hati dan raga. Aku mencari hutan belantara karena disana aku menemukan cahaya matahari, harum kembang, gemercik sungai. Aku mencari pegunungan karena disana aku temukan kebangkitan musim semi, kerinduan musim panas, nyanyian musim gugur dan kekuatan musim dingin. Aku datang ke biara sunyi ini karena aku ingin mengetahui rahasia alam semesta dan mendekati singgasana Tuhan” (Kahlil Gibran, Bagi Sahabatku Yang Tertindas).
Pecinta alam jika diartikan, berasal dari kata cinta dan alam.  Cinta mengandung arti menyukai, menyayangi, dan mengagumi. Alam mengandung arti segala yang ada di sekitar, baik berupa benda mati ataupun benda hidup. Sehingga dari kata cinta menjadi pecinta yang menunjuk kepada subyek yaitu orang. Sampai saat ini belum ditemukan definisi yang jelas tentang pecinta alam. Sebab kata pecinta alam itu mengandung pengertian yang sangat luas. Hal ini selalu menjadi perdebatan yang hangat dalam setiap pertemuan tahunan secara nasional dalam Temu Wicara dan Kenal Medan ( TWKM) Mahasiswa Pecinta Alam Se-Indonesia atau pada  Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia. Sehingga forum tersebut juga tidak bisa merumuskan pengertian dari istilah Pecinta Alam, sehingga definisi pecinta alam akhirnya dikembalikan kepada organisasi/kelompok masing-masing dalam menginterpretasikan istilah tersebut.
Meskipun sampai sekarang belum ada yang bisa merumuskan istilah Pecinta Alam, namun jika dilihat dari kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok yakni :
Kelompok pertama adalah mereka yang hanya menggeluti kegiatan alam bebas dengan misi untuk menyalurkan hobi dan minat berpetualang di alam bebas. Kegiatannya meliputi pendakian gunung, pemanjatan tebing, mengarungi jeram di sungai, mengeksplorasi keindahan bawah laut, menyusuri kedalaman dan kegelapan gua, dll.
Kedua, kelompok yang selain melakukan kegiatan petualangan, juga melakukan kegiatan yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan hidup, sehingga pada perkembangannya kegiatan kepencintaalaman menjadi semakin luas. Selain berpetualang mereka juga melakukan konservasi alam, pengamatan sosial-ekonomi-budaya masyarakat, hingga operasi SAR. Kelompok inilah yang paling banyak dilakukan oleh organisasi/kelompok mahasiswa pecinta alam. Banyak sudah korban dalam kegiatan menantang maut namun penuh cinta kasih ini, demikian juga dharma bakti mereka pada tanah tercinta ini dalam hal konservasi alam (meski tidak tercatat dalam buku sejarah).
Namun apakah istilah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang melakukan aktifitas berpetualang?
Apakah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang telah mengikuti program pendidikan dan latihan dasar dalam sebuah organisasi?
Seorang ibu yang menyiram bunga di pagi dan sore hari, seorang yang menyapu jalan, seorang yang mendaur-ulang barang plastik, seorang yang menanam mangrove di pinggir pantai, bisakah mereka disebut pecinta alam?
Siapapun anda, cobalah untuk lebih dekat dengan Alam karena pada hakikatnya dapat menjadikan jiwa untuk lebih dekat kepada  Sang Pencipta “Sang Pemilik kebenaran mutlak”.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar